Macet Tidak Selamanya Menyusahkan, PayRide Bisa Jadi Peluang
newsare.net
INDOPOS.CO.ID - Kemacetan lalu lintas masih kerap terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. Hal tersebut rupanya dimanfaatkan PayRide. Aplikasi mobile itu ingin membuktikan bahwa terjebak kemacetan tidak selamanya menyusahkan. PayRide menggaMacet Tidak Selamanya Menyusahkan, PayRide Bisa Jadi Peluang
INDOPOS.CO.ID - Kemacetan lalu lintas masih kerap terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. Hal tersebut rupanya dimanfaatkan PayRide. Aplikasi mobile itu ingin membuktikan bahwa terjebak kemacetan tidak selamanya menyusahkan. PayRide menggabungkan iklan pada bodi mobil dengan teknologi pelacakan yang cerdas, sehingga para pemilik mobil bisa mendapatkan penghasilan lebih dari waktu yang mereka habiskan di jalan. Sementara bagi perusahaan akan mendapatkan cara yang unik dan efektif untuk melakukan promosi. Founder dan CEO PayRide Agus Widjaja mengatakan, terjebak dalam kemacetan parah tentu memakan uang yang tidak sedikit. Dengan sekian banyaknya waktu yang terbuang di jalan, pengemudi harus menanggung biaya bahan bakar yang terbuang sia-sia. "Platform kami ingin mengubah hal ini dengan memberikan kesempatan baru bagi pengemudi untuk mendapatkan penghasilan tambahan lewat periklanan di bodi mobil. Kami rasa, ini adalah solusi yang sama-sama menguntungkan, baik bagi pengemudi maupun pengiklan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/1). Setelah mendaftar di PayRide, pengemudi diberikan kebebasan untuk langsung memilih iklan yang sedang ditawarkan oleh PayRide beserta dengan desain stiker iklan tersebut. Sementara itu, pengiklan berhak memilih jenis wrapping untuk materi promosi mereka. Setelah mobil selesai dilabeli stiker iklan dan siap turun ke jalan, maka pelacak GPS akan memberikan analisis real-time yang mengukur impression iklan tersebut. Menurut Agus, PayRide tidak seperti para pesaingnya. PayRide menggunakan perangkat pelacak GPS khusus dan tidak bergantung pada GPS di ponsel pengemudi. Strategi perusahaan ini justru memberikan analisis yang lebih akurat dan terpercaya bagi para pengiklan, serta mencegah kemungkinan perusakan data dari pihak manapun. "Perusakan data adalah masalah yang cenderung terjadi pada sistem GPS ponsel pintar. Tak hanya itu, perangkat PayRide juga lebih mudah digunakan oleh pengemudi karena mengandalkan daya dari kendaraan, alih-alih menghabiskan baterai ponsel," terangnya. Tidak seperti startup sejenisnya di Indonesia, lanjut dia, PayRide juga membayar pengemudi berdasarkan hasil impression iklan, bukan berdasarkan jarak per kilometer. Ketika menghitung imbalan bagi pengemudi, aplikasi akan mengkalkulasikan faktor letak jalan dan jam-jam mengemudi. Misalnya, pengemudi akan mendapatkan imbalan lebih tinggi saat mengemudikan mobil di jalan yang ramai dan pada jam sibuk, karena iklan mereka bisa terlihat oleh lebih banyak pengguna jalan. Co-founder PayRide, Ivaline Tedjo menambahkan, langkah ini bagus untuk pengiklan yang hendak menjangkau pelanggan dengan cara yang unik dan berkesan. Mereka dapat menggunakan mobil sebagai 'papan iklan yang bergerak'. "Dengan PayRide, perusahaan bisa mengiklankan merek mereka di manapun dan kapanpun. Kampanye ini juga hemat biaya karena anggaran yang dikeluarkan oleh pengiklan akan sesuai dengan impression yang mereka dapatkan," jelasnya. Tidak hanya itu, lanjutnya, keunggulan utama PayRide terletak pada strategi pemasaran lokalnya. Meskipun rencananya akan diperluas secara nasional, aplikasi ini dimulai di Jawa Timur. "PayRide menawarkan pendekatan yang lebih akurat bagi para pelaku bisnis untuk menyediakan konten relevan bagi pelanggan mereka," katanya. Dia mengungkapkan, saat ini PayRide mulai beroperasi di Surabaya sebagai salah satu kota perdagangan terpenting dan tersibuk di Asia. Dengan memulai bisnis di Surabaya, PayRide memiliki tujuan untuk memberdayakan pelaku bisnis yang ingin meraih pangsa pasar lebih besar. "Saat ini PayRide memiliki basis pengguna sebanyak 300 pemilik kendaraan, dengan lebih banyak pengemudi yang bergabung setiap bulannya," ungkapnya. "PayRide telah bekerja sama dengan perusahaan terkemuka di Jawa Timur seperti Safe Care, Adi Husada Cancer Center, Grand Kenjeran, dan banyak lagi," imbuhnya.(fab/JPC)